Wednesday, April 22, 2009

(fanfic)chap 4: when love come to me..

A/N yuuhhuuu…


Thanks buat sambutan dari chap.3, ya?!!

Saran dan kritik tetep ditunggu,loh…!! ^^


Uhm.. untuk chapter ini, saiia akan mengurangi porsi penggunaan english coz saiia memahami bahwa ga semua pembaca saiia suka menerjemahkan bahasa inggris di fanfic saiia. Dan sebagian karena males translate. Hehehehe… (lagian Author juga kewalahan nulisnya.!!>.<)


Jadi saiia minta maaf sebesar-besarnya jika telah menyulitkan pembaca semua.. ^^


Please, Enjoy this chapter, okeh?!! ^ ^


Disclaimer : I don’t own GUNDAM SEED DESTINY character,, it’s SUNRISE…

Peace ^^


Rate:T

Genre:Romance (genre bisa berubah-ubah sesuai chapter ^^)

-----------------------------------------------------------------------------------------

Athrun memandangi jalan dengan tatapan kosong. Hatinya masih berdenyut perih jika mengingat raut wajah elie sebelum ia pergi meninggalkannya. Ia bimbang apa yang harus dilakukannya sekarang. Sempat terbersit rasa bersalah pada elie karena ia tak bisa mencintai elie sebesar elie mencintainya, karena ia sadar hatinya telah terebut olehnya, bahkan sebelum Ia bertemu dengan elie. Namun ia tahu, bahwa menyesali apa yang telah terjadi sama sekali tak membuahkan apapun. Hanya akan menambah rasa bersalah yang terus ia rasakan. Pikirannya dibuyarkan ketika ia menyadari bahwa ia telah berada di depan rumah gadis yang sangat berarti baginya. His soulmate maybe..


Ia membuka ponselnya dan saat akan mengirim pesan pada si empunya rumah, tiba-tiba gadis itu langsung muncul dari balik pintu.


“athruunn... ” a blonde girl shout as she waves her hand to him. Athrun smile shyly.


“cagalli..” Athrun menjawab seraya cagalli berlari dan melompat ke dada Athrun. Athrun dengan tangkas menangkap cagalli dan melingkarkan lengannya ke pinggang cagalli yang disambut cagalli dengan memeluk Athrun erat. Cagalli giggles. (Author ngiri...>.<)


ada apa,cagalli? Sampai kau berlari seperti itu? Tak biasanya… ” tanya Athrun seraya melepaskan pelukannya. Namun tangannya masih melingkar di pinggang ramping cagalli.


hehehehe.. ga pa-pa. Hari ini aku memasak hamburger spesial untukmu. Aku ingin kau mencobanya!! ”kata cagalli seraya menarik lengan athrun. Athrun sigh and follows her into the house

“tapi, apa makanan itu aman?” Tanya athrun dengan wajah cemas. Ia hanya ingin melihat reaksi cagalli. Kontan cagalli langsung cemberut.


“aku ga akan mencekokimu racun, bodoh!! Aku jamin bisa dimakan dan aman,kok!!” cagalli pout. Ia melepaskan genggaman tangannya dan melipat kedua lengannya di depan dadanya sambil membuang muka dari athrun.


Athrun smile and hug her from behind. His head rest in cagalli’s shoulder. “aku hanya bercanda. Gomen ne, hime-sama..” ucapnya pelan tepat di telinga cagalli. Cagalli chuckles. Sesaat Athrun melihat bahwa yang ada dalam pelukannya itu elie dan iapun terkejut. Namun ketika his emerald meet her amber eyes, he realize that he still had a guilty feeling to elie. Cagalli yang melihat perubahan di wajah athrun langsung bertanya.


“athrun,, what’s wrong?” cagalli said, worried.


iie.. nande mo nai!!daijobu.. ayo masuk. Udaranya makin dingin. Dan..“ tiba-tiba perut athrun berbunyi. Cagalli mendengarnya dan iapun tertawa. Wajah athrun memerah, malu.


“hahahaha… tampaknya kau sudah kelaparan. Ayo cepat kita makan. Makanannya nanti keburu dingin.” Cagalli kembali menggandeng athrun dan mereka-pun kembali berjalan memasuki rumah cagalli.


Sesampainya di dalam, athrun melihat sekeliling dan bertanya pada cagalli. “kok tumben sepi? Mana kira?”


“dia tadi ada janji dengan tolle dan ssigh. Dia langsung pergi dengan wajah pucat ketika aku menawarkan makan malam padanya. Dia bilang dia akan makan malam di rumah lacus. Dasar kira bodoh! Dikasih makanan enak malah pergi..“ cerocos cagalli sambil mengikat rambutnya.


Athrun sweat-dropped. Oh god..apa perutku akan baik-baik saja?? Batinnya dalam hati. Tentu tak mudah hilang dari ingatannya saat ia mencicipi nasi goreng buatan cagalli yang menyebabkan lidahnya mati rasa selama seminggu. Cagalli memasukkan banyak saus sambal extra pedas ke dalam nasi gorengnya karena yang ia tahu bahwa athrun suka makanan pedas. Jadi pikirnya tak masalah jika nasi goreng yang ia buat ‘sedikit’ pedas. (author langsung ngabur saat disodori nasi goreng pedas ala cagalli coz author ga suka pedas!! >.<)


“tapi, sudahlah! Yang penting kau sudah datang. Aku akan ke dapur dulu untuk menyiapkan makanan.”cagalli tersenyum dan menghilang dari balik pintu ruang makan.


Athrun melihat ke sekelilingnya dan menyadari bahwa mereka hanya berdua saja saat ini. Wajahnya memerah dan jantungnya berdegup kencang. Tunggu dulu.. aku kan hanya berkunjung kerumahnya seperti biasa. Mengapa perasaanku jadi begini?? Batinnya seraya memegang dadanya yang masih berdebar kencang. He shook his head and run his hand to comb his hair with his finger as he close his eyes. (kyaaa…. >.<>

“atthhrruuunnn… dinner’s ready..!!” panggil cagalli dari ruang makan dan athrun bergegas ke ruang makan dan melihat cagalli sudah menyiapkan hamburger untuknya. Dilihat dari bentuknya, tampaknya itu seperti hamburger biasa, tapi entah bagaimana rasanya.


“silahkan..”kata cagalli sambil melepas ikatan rambutnya. Ia memakai celemek biru laut berenda, yang membuat pipi athrun memerah saat melihatnya. Athrun duduk di tempat yang sudah disiapkan cagalli dan perutnya kembali berbunyi saat mencium aroma hamburger yang ada di depannya. Cagalli tertawa kecil.


“itadakimasu..” athrun menyuap potongan pertama hamburgernya. Dalam hatinya, ia siap jika harus sakit perut setelah memakannya. Namun, ketika ia mulai mengunyah hamburgernya, rasanya tak seburuk yang ia duga. Lebih tepatnya, enak. Cagalli melihat wajah athrun dengan seksama.


“bagaimana?? Enak??” tampangnya tampak H2C alias harap harap cemas coz baru kali ini dia memasak hamburger. Athrun menatapnya dan tersenyum kecil. Ia mengecup pipi cagalli yang duduk disebelahnya dan menjawab “perfect, my hime.”


Wajah cagalli memerah dan kemudian ia tersenyum senang.


“yokatta!!untung saja aku ga gagal membuatnya. Kau wajib menghabiskannya,ya?! Coz Aku buat agak banyak. kau siap? ” cagalli mengedipkan mata kanannya dan beranjak dari ruang makan. Athrun tersenyum sambil mengangguk. Tapi sebelum ia sempat pergi jauh

Athrun menarik tangannya sehingga ia terduduk dipangkuan athrun. Wajah cagalli memerah dan ia langsung menatap athrun. “a-apa?? ” tanya cagalli tergagap. “berani mencobanya? Tanyanya menantang. Cagalli terdiam, bingung. “siapa takut!!” jawabnya dan mengambil pisau untuk memotong hamburgernya, namun athrun terlebih dulu memotong dan menyodorkan potongan hamburgernya ke arah cagalli.


buka mulutmu”kata athrun santai. “hei, aku bisa makan sendiri! Ga usah disuapi begitu! Aku kan bukan bayi!! ” seru cagalli sambil mencoba merebut garpu dari tangan athrun. Tapi tangan athrun lebih gesit hingga akhirnya cagalli menyerah. Ia menatap frustasi ke athrun. Athrun tersenyum menang. Cagalli sigh and open her mouth. Athrun menyuapkan potongan burgernya dan menunggu reaksi cagalli. Tiba-tiba wajah cagalli memerah dan ia berteriak.


“PEEEDDDDAAAASSSSSS….!!!!!” Cagalli buru-buru mencari air. Athrun tertawa geli melihat cagalli yang kepedasan sibuk menghabiskan air di gelasnya. Rupanya athrun mencocolkan saus sambal ekstra pedas pada hamburgernya tadi. Wajar cagalli jadi kebanggaran jenggot. Hehehe..


Ketika cagalli sudah bisa menguasai dirinya, ia memutar tubuhnya menghadap athrun dan bersiap untuk menyekiknya(ingat!cagalli masih dipangku athrun!)karena cagalli mendorong tubuh athrun, kursi athrun oleng dan terjatuh ke belakang. Untungnya pada sandaran kursi itu terdapat bantalan empuk sehingga mereka berdua tidak terbentur ke tanah. Saat akan terjatuh tadi cagalli sempat menutup matanya dan ketika ia akan membuka mata, ia merasa ada sesuatu pada bibirnya. Dan saat ia membuka matanya,,OH GOD!!!BIBIRNYA BERSENTUHAN DENGAN BIBIR ATHRUN! Tepatnya, IA BERCIUMAN DENGAN ATHRUN!


Matanya terbelalak seketika, begitupun athrun. Ia lalu segera mengangkat tubuhnya dari tubuh athrun dan terduduk di sisi Athrun. Wajahnya memerah dan tanpa sadar, jarinya perlahan mengusap bibirnya. Apa yang terjadi? Batin cagalli bingung. Athrun juga bangkit dari posisi telentang tadi dan duduk di sebelah cagalli. Sementara cagalli duduk membelakanginya.


“cagalli.. ” panggilnya. Cagalli menoleh sedikit. Rona merah masih membekas diwajahnya. Sementara cagalli menghindari tuk menatap mata Athrun. Namun Athrun meletakkan kedua tangannya di sisi wajah cagalli dan mengarahkan wajahnya hingga mata mereka bertemu pandang.


“A-Athrun,, a-aku tak bermaksud.. maafkan ak..” sebuah ciuman mendarat perlahan di bibir Cagalli untuk mencegahnya berbicara lebih banyak. Sesungguhnya di dalam hati cagalli terdapat penolakan namun juga rasa gembira yang meluap-luap. Bagaimana tidak, sudah lama dia menyukai Athrun, lebih daripada sahabat. Namun, karena takut bahwa rasa cintanya itu akan beakibat buruk pada persahabatan mereka, cagalli lebih memilih untuk menyembunyikan hal itu. Dan saat tahu bahwa Athrun mulai menjalin hubungan dengan Elie, ia hanya bisa memberikan restu tanpa sempat memikirkan perasaannya sendiri. Sedih, cemburu dan sakit hati sekejap menyelimuti hatinya. Ia tak tahu harus bagaimana untuk menghilangkan perasaan itu. Tapi seiring dengan berjalannyawaktu, ia mulai terbiasa dengan keadaan itu dan memutuskan tuk membunuh perasaan cintanya pada Athrun.


Tapi, dengan satu ciuman yang Athrun berikan padanya, kontan rasa cinta itu meluap kembali dalam hatinya dan terus mengalir seperti air bah yang tak terbendung. Ia ingin menangis, Senang juga sedih. Ia tak tahu pasti apa yang harus ia lakukan untuk mengekspresikan perasaannya saat ini. Ia hanya bisa mematung sementara secara perlahan, dirinya merespon sentuhan lembut di bibirnya.


Athrun semula merasa cemas dan juga takut, serta malu akibat tindakannya yang impulsive. Ketika ia akan menarik bibirnya dari bibir cagalli, Cagalli merespon ciumannya! Matanya terbelalak lalu sesaat ia melingkarkan tangannya di pinggang cagalli dan mengurungkan niatnya untuk mengakhiri ciuman yang tadinya kaku, namun perlahan menjadi lembut dan hangat.


Sometimes, words is unnecessary to people who fell in love.. like both of them..


***

Elie berjalan lunglai menuju rumahnya. Namun, saat Ia mampir ke kedai masakan china untuk makan malam, Ia bertemu dengan seseorang yang tak pernah Ia bayangkan untuk bertemu. Ketika ia akan membayar, pelayan kedai itu mengatakan bahwa bill milik elie sudah dibayar. Hal ini membuat elie bingung. Padahal ini kali pertamanya ia makan di kedai ini maupun datang ke daerah itu. Jikalau ia pernah datang ke situ itupun hanya pergi ke pantai tak jauh dari kedai itu. Melepas penat, dan biasanya karena bujukan Stellar yang ingin menari di tepi pantai. Tak lama rasa bingungnya itu lenyap dengan datangnya seorang pemuda berambut hitam dengan mata ruby menyala yang tersenyum dan berdiri di hadapannya.


konbanwa” ucapnya pelan. Elie mengedip, berfikir apakah ia mengenal pemuda itu atau ia sedang digoda oleh pemuda iseng? Tapi saat melihat senyum pemuda itu, Ia langsung menyadarinya.


SHINN??” ucap Elie setengah histeris. Tangannya menunjuk kearah Shinn seraya ia bangkit dari kursinya. Beberapa pengunjung kedai itu melirik ke arah mereka. Elie yang menyadari bahwa ia bicara terlalu nyaring hanya menunduk malu dan segera duduk kembali ke kursinya. Shinn yang memerhatikan tingkahnya langsung tertawa. Sebisa mungkin tidak terlalu keras karena Ia tidak ingin sebuah pukulan mendarat ke kepalanya.


mengapa kau ada disini?” tanya Elie dengan raut wajah masih diliputi keheranan. Shinn yang melihat raut muka Elie jadi terkikik lagi. Elie tak habis pikir, mengapa Shinn selalu tertawa jika bertemu dirinya? Padahal tak ada yang lucu pada diri Elie. Elie merengut.


uffhh.. maaf, Maaf. Ekspresi wajahmu itu selalu saja aneh di mataku. Aku tak bisa menahan tawa jika melihatnya.” Shinn berusaha menghentikan tawanya ketika Elie mulai menatapnya tajam. Ia merasa jengah sendiri. “uhm, aku baru saja ziarah. Dan secara tak sengaja aku pergi kesini untuk menatap laut.” matanya menerawang. Ada sinar sedih dalam tatapannya.


Mata Elie terbelalak saat ia mendengar penjelasan Shinn. Bagaimana bisa ia lupa bahwa hari ini adalah hari kematian Stellar 4 bulan lalu. Dan ia hampir lupa bahwa pemuda yang duduk di hadapannya ini adalah kekasih Stellar, dan pemuda yang telah merenggut nyawa Stellar, meski tak sepenuhnya benar. “Stellar.. ”


maafkan aku..” Shinn hanya bisa tertunduk, tangannya mengepal erat. Elie menatapnya sayu. Benar jika Ia masih belum bisa menerima kematian Saudari tirinya yang begitu cepat, namun di dalam lubuk hatinya, ia tidak menyalahkan Shinn sebagai penyebab kematian Stellar. Kejadin itu murni kecelakaan. Yang ia tahu bahwa di saat kejadian, mereka sedang bertengkar hebat dan ketika Stellar lari meninggalkan Shinn dalam keadaan marah dan juga mengangis, sebuah truk menabrak Stellar dari tikungan jalan. Stellar yang malang tak sempat menghindarinya dan akhirnya kejadian naas itu terjadi. Shinn yang merasa bersalah karena tak bisa melindungi Stellar hanya bisa menyesali diri dan terus-terusan membebani dirinya dengan perasaan bersalah dan perasaan kehilangan orang yang di cintainya. Kata-kata terakhir Stellar kepada dirinya selalu ia ingat. Stellar memohon agar Elie tidak menyalahkan Shinn. Ini semua kesalahan Stellar. Tapi, hati Elie tak mungkin menerima itu dengan mudah Ia mendongak namun menghindari mata Shinn.


Sudahlah. Yang berlalu biarlah berlalu. Kau tak harus selalu minta maaf padaku, meski sesungguhnya dihatiku masih ada sesuatu yang mengganjal. Tapi, Stellar memintaku untuk tidak menyalahkanmu. Aku harus mengabulkan permintaan terakhirnya. Jika tidak, mungkin arwahnya akan datang menghantuiku.” Elie tertawa getir. Shinn menatapnya lekat.


nan-nande? Mengapa kau melihatku seperti itu? Aku tak selemah itu hingga bisa membuatmu menatapku dengan tatapan kasihan begitu.” Elie terbata sambil sesekali matanya berkedip.


jika aku punya kesempatan sekali lagi... jika sekali lagi saja aku bisa mengulang waktu... aku..” Shinn tertunduk sedih. Elie yang menatapnya jadi merasa tidak enak. Perlahan, ia meletakkan telapak tangannya di bahu Shinn. Shinn mendongak.


seperti yang sudah kukatakan, kau tak perlu menyesali diri. Stellar juga pasti sedih jika ia melihatmu terpuruk begini. Semangatlah..!” Elie tersenyum lemah. Shinn menatapnya sayu, lalu senyum mulai menghiasi bibirnya,meski terlihat sedih.


lalu, bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan ditempat ini?” Shinn lalu mengganti topik pembicaraan. Elie terdiam sejenak. Lalu pandangannya turun hingga ia menatap gelas kosong di depannya. Shinn menanti jawaban dari Elie dengan rasa tak sabar. Tiba-tiba Elie mendongak. Wajahnya dihiasi senyum yang dipaksakan.


hanya jalan-jalan.”jawabnya singkat. Senyum itu belum menghilang dari wajahnya.


Jangan memaksakan diri jikatidak ingin tersenyum. Aku rasa kau sedang menutupi sesuatu.” Alis Shinn berkerut. Ya, Insting Shinn memang tajam. Dahulu saat Stellar masih hidup, mereka bertiga biasa bermain maupun berkumpul bersama. Bahkan berbagi curhatpun merekalakukan—namun bukan tentang private life mereka tentunya. Biasanya seputar teman maupun hanya sekedar meminta saran tentang apapun. Jadi, tak ada alasan bagi Elie untuk berpura-pura di depan Shinn. Elie hanya menghela napas panjang.


panjang jika aku ceritakan sekarang padamu” mata Elie mulai menerawang menatap keluar jendela. Angin laut menerpa wajahnya dan menerbangkan sebagian rambutnya. Shinn mengangguk pelan.


Aku mengerti. Kurasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara tentang masalah pribadi kita. Mungkin lain kali?” Elie menatap Shinn heran. Satu alisnya terangkat.


lain kali?”


tentu saja. Dan saat itu giliranmu untuk mentraktirku.” Shinn tersenyum simpul. Elie bengong.


hei, aku kan tidak minta kau untuk membayar makan malamku?” Elie memang selalu takjub dengan Tingkah Shinn yang terkadang aneh bin ajaib.


ck ck ck... pokoknya kau harus mentraktirku. Jika kau ingin bertemu, hubungi saja aku. Atau mungkin malah aku yang akan menghubungimu? Siapkan dirimu, wahai nona..” Tingkah Shinn mau tak mau membuat Elie tertawa geli. Shinn memang begitu. Humoris, namun terkadang menyebalkan. Namun, tak sampai membuat siapapun membencinya.

“Baiklah, tuan pemaksa. Itu semua bisa diatur. Sekarang aku pulang dulu,ya?! Sudah hampir jam 10. takut tidak dapat taksi untuk pulang.” Elie memberikan Shinn senyum manisnya yang biasa. Ketika Ia akan keluar dari kedai itu, Shinn memanggilnya.


aku akan mengantarmu. Masa seorang gentleman membiarkan seorang gadis cantik pulang sendirian di hari yang hampir larut malam ini?” mimic wajah Shinn tampak konyol meskipun ia sudah berusaha untuk berwajah serius. Elie tertawa kecil dan menerima tawaran Shinn karena meski ia menolak tawaran dia, Shinn akan tetap mengantarmu pulang sampai kerumah. Dan—katanya—dijamin aman.

***


Sesampainya dirumah, Elie menawarkan Shinn untuk masuk tuk sekedar minum teh ataupun kopi, tapi Shinn menolaknya dengan halus.


apa kata orang jika mereka melihat seorang gadis yang tinggal sendirian membawa masuk seorang pemuda kerumah tampan ke dalam rumahnya? ” Shinn berkata dengan tampang serius namun suaranya sengaja dibuat menjadi nada tinggi.membuatnya seperti seorang okama.


Elie hanya tertawa kecil sambil memukul lengan Shinn pelan. “memangnya siapa yang pemuda tampan? Kau ini sungguh narsis!!” Elie masih tersenyum geli melihat ekspresi wajah Shinn yang terkejut.


“hei, tidakkah kau menyadari bahwa sedari tadi kau sedang berbicara dengan yang mulia Shinn Asuka, pemuda tampan yang digemari banyak wa..-”


“waria?hahahahahahahaha… upss” Elie sengaja melanjutkan ucapan Shinn dan kemudian Ia kembali tertawa karena celetukannya. Ia sampai-sampai harus menutup mulutnya dengan telapak tangan agar suara tawanya tidak sampai mengganggu tetangga.


Shinn yang mendengar celetukan Elie langsung mengamuk. “Ele..!! rasakan ini..!! ” tiba-tiba Shinn mulai menyerang Elie,untungnya Elie dengan sigap langsung lari masuk ke dalam rumahnya masih sambil tertawa. Shinn berhenti mengejar ketika Elie sudah berada di teras rumahnya. Perlahan tawa Elie mereda dan tersisa senyum manis di wajahnya seraya Ia melambaikan tangan pada Shinn yang berjalan ke arah motornya dan tak lama langsung melesat pulang.


Setelah sosok Shinn hilang dari pandangan, Elie masuk ke dalam rumah dan langsung merebahkan diri di ranjangnya yang empuk. Tak sengaja matanya tertuju pada photo Stellar. Ia membatin dalam hati. Sungguh hari yang aneh. Awalnya aku sedih karena ini hari peringatan kematian Stellar,lalu hubunganku yang berakhir dengan Athrun, lalu tak disangka bertemu kembali dengan Shinn. Stellar, semoga ini bisa jadi awal bagiku untuk menata kembali hidupku..

O0o0o00o0o0o0o0o0


A/N maaf banget lama updatenya!!huhuhuhu..

Dalamkurun waktu sebulan terakhir ini, tiba-tiba saiia merasa HIATUS!!

Pokoknya semua masalah udah saiia jabarkan di posting sebelum chapter ini dipost. Hohoho


Mungkin di chapter depan, pusat cerita pada Elie dan Shinn. Karena saiia hanya mengingat PLOT utama cerita ini, jadi saiia agak-agak lupa bagaimana perinciannya. Saiia jadi pingin cepat klimaks..!!! = ~ =||

Maaf buat tokoh –tokoh yang ga bisa nampang di chapter ini. Saiia janji akan memunculkan kalian di chapter-chapter mendatang. ^ ^;;


Mohon reviewnya untuk chapter ini. Dan terima kasih telah mendukung saiia selama ini. Hahaha..


See you in the next chapter…. ^o ^

1 comment:

The Brat said...

nyongg
ada award untuk dikau
di blog ku
copy paste aja
heheheh ok??